Soal Tawuran SH Terate
Salam, Ego...
Ada pepatah, "it takes two to tango" artinya kalo mau joged tango, harus berdua. Sama juga dengan bentrok, harus ada sedikitnya dua pihak. Kalau mau jujur, di daerah Madiun dan sekitarnya akhir-akhir ini seakan ada "tradisi" bentrok antara SH Winongo, SHT, dan KS. Sampai-sampai tawuran hilang jurus dan jadi urusan pulisi dan tentara. Ini sangat memalukan, dan semua pihak hendaknya memperbaiki diri. Termasuk Anda, kalau buat pertanyaan 'mbok iya-o' tidak sekaligus ngasi smes miring ke arah SHT sebab itu bukan saja kurang adil melainkan juga berpotensi menimbulkan letupan atawa dalam bahasa forum internetnya dapat dikategorikan sebagai flame. Itu kalau kategori, kalau jangan-gori orang jawa itu lain harus ada tempe bosoknya. Jadi kalau ada masalah nyata antar pelaku pecinta silat di tanah air mari kita perbaiki dan jangan ditambahi bosoknya.
Pengamatan saya di daerah Ngawi, ada beberapa faktor pemicu tawuran, tetapi salah satunya yang penting adalah perekrutan anggota yang mirip MLM. Itu dari pihak perguruan. Sedangkan di pihak masyarakat, berlatih silat adalah seperti mengikuti parpol atau ormas dan seringkali yang dicita-citakan hanyalah sekedar memperoleh kartu anggota, bukan mempelajari ilmu, menguri-uri budaya, mengolah tubuh agar sehat dst, melainkan keinginan dukdheng dan punya banyak kawan di mana-mana. Penerimaan menjadi anggota perguruan juga disertai upacara yang memberi tekanan signifikasi batin mendalam, misalnya dengan sesaji buah-buahan atau sesaji ayam jago spesifik yang diberi makna esoteris. Jadi anggota perguruan masing-masing memiliki solidaritas mekanis yang sangat tinggi bahkan bawah-sadar.
Di daerah Madiun dan sekitarnya SHT memang besar sekali dan terasa benar kehadirannya mirip parpol, misalnya di jalan raya Ngawi - Sragen, ada banyak patung pesilat yang didirikan bagai monumen Pancasila atau 17/8/45 di sudut-sudut jalan. Namun bukan berarti KS tidak besar. Di desa saya saja dapat dipetakan RT mana yang KS, RT mana yang SHT, dan RT mana Pagarnusa, dan semua diikuti banyak orang.
Semua perguruan di daerah Madiun memiliki jumlah pengikut yang besar biarpun perguruan itu relatif kecil (seperti SH Winongo, misalnya) wung daerah Madiun ini memang daerah pecinta silat sejak zaman kuda gigit besi. Kalau perguruan silat bentrok semua, wah, jadi revolusi sosial barangkali. Sebaliknya, kalau damai semua, bekerja sama untuk prestasi silat, gotong royong untuk kebanggaan bangsa dan bukan sekedar kebanggan perguruan atau desa apalagi dukuh atau RT, tentu daerah ini bisa memberikan banyak hal kepada silat dan bangsa ini, bukannya malu-maluin dengan sikap sempit dan remeh, sok jago tetapi main tawuran, sok gaul naik motor kreditan.
Salam hangat,
Bram
Soal Tawuran SH Terate
seharusnya kita sebagai warga negara yang baik dan para pendekar silat itu tidak saling tawuran tetapi hendaknya perbedaan perguruan dijadikan penguat NKRI.dari sisi yang lain hendaknya kita harus bisa menjaga rekan2 kita untuk mengontrol diri mereka sendiri.
Salam hangat
Soal Tawuran SH Terate
menanggapi tawuran antar perguruan beladiri (silat ),dari dulu hingga sekarang memang tidak ada habisnya,
-terlalu fanatic terhadap perguruanya (bahwa perguruanya paling top/jempolan )
-kurangnya Sumberdaya manusia ( pendidikan juga berpengaruh )
-karena gengsi (tidak ikut berarti tidak setia kawan )
-karena sudah hoby/sudah tradisi
Solusi,imeg jelek terhadap perguruan lain harus dirubah
menjunjung tinggi sportifitas/menghargai keberadaan perguruan lain
salam dari tangerang
Soal Tawuran SH Terate
Saya pernah Latihan di PSHT 4 th di Kediri, Dluar latihan saya belum penah berantem dan main pukul memukul dengan orang lain karena di ajarkan bahwa kita harus mengutamakan PERSAUDARAAN dan tidak boleh cari musuh, dan bila berkelahi harus benar2 membela yang prinsp (mengalah untuk urusan kecil, Bela agama sampai ttik darah kematian)....................
Emang benar aku belum bisa di sebut Pendekar karena, seorang pendekar harus menguasai lmu silat, yang saya maksud ilmu silat ini seperti kata silat di bahasa minang bahwa ilmu silat itu untuk membentengin diri dan bukan untuk di pertontonkan..
dan bila di keluarkan pasti langsung berakibat fatal , misalnya mati atau cacat.......
dan untuk belajar sendiri sangat keras latihannya.
Assalamualaikum....dulur-dulur, pandai berkelahi itulah yang diajarkan semua perguruan beladiri. Saat pertama masuk SH Terate th 1996 pelatih saya mengatakan " kalian disini diajari Berkelahi.., tapi tidak untuk Berkelahi ! ", saya diajari untuk tidak mencari musuh, tapi kalau ada musuh harus kita hadapi. saya diajari untuk " Ngalah, Ngaleh ( menyingkir ), Ngamuk ( bertindak ) ".Soal Tawuran SH Terate
Kalo untuk menjadi pendekar tk I umurnya min 17 th, tentang berapa lama waktu tempuhnya itu tegantung pelatih dan siswanya. Standart dari pusat, program reguler min 2 tahun, untuk privat min 1 tahun.